Sekolah Masa Nabi Ibrahim A.S

A. Masa Kedl Nabi Ibrahim
Nabi Ibrahim A.S. adalah anak Azar, tukang pembuat patung­patung yang menjadi sesembahan. Nabi Ibrahim A.S. dila-hirkan di tengah-tengah masyarakat yang penuh dengan kemusyrikan dan kekufuran, tetapi Nabi Ibrahim terpelihara dari perbuatan kufur itu. Siapakah yang memelihara dan menjaga Ibrahim dari perbuatan yang demikian? ltulah Allah SWT, yang menjadikan alam semesta ini, yang berkuasa dalam segala hal. Allah menghendaki supaya Ibrahim menjadi seorang nabi dan rasul yang akan me-nyampaikan risalah­Nya kepada manusia. Pada zaman Nabi Ibrahim itu ada seorang raja yang sangat zalim bernama "Namrudz."
Nasib Nabi Ibrahim A.S. semasa kedl, hampir sarna dengan Nabi Musa A.S. Mereka berdua sarna-sarna dibuang atau dipisahkan dari orang tuanya, karena pad a waktu itu ada undang-undang raja, yang tidak memperbolehkan hidup setiap anak laki-laki yang lahir.
Pada zaman Nabi Musa A.S., raja Fir'aunlah yang mengeluarkan undang-undang kerajaan, bahwa setiap bayi laki-laki keturunan Israil yang lahir di tahun itu, tidak boleh dibiarkan hidup, tetapi hendaklah disembelih. Beribu-ribu bayi Israil menjadi korban kekejaman Fir'aun.
Pada zaman Nabi Ibrahim A.S., raja Namrudzlah yang menge­luarkan undang-undang kerajaan bahwa tidak membiarkan hidup bayi laki-laki yang lahir. Bila ada bayi laki-laki lahir, haruslah dibunuh. Kedua raja tersebut (Namrudz dan Fir'aun), mengeluarkan peraturan semacam itu, karena merasa cemas dan takut, jika bayi laki-Iaki dibiarkan hidup, mungkin nanti ada di antara mereka yang akan dapat menghancurkan kerajaannya.
Nabi Musa A.S. dihanyutkan orang tuanya ke sungai Nil, di­masukkan ke dalam sebuah peti, dengan tujuan supaya anak ini tidak dibunuh, dan semoga dipungut orang lain untuk dipelihara. Demikian pula orang tua Nabi Ibrahim A.S., tidak sampai hati untuk membunuh anak itu. Orang tuanya berpendapat, lebih baik anak itu dibuang saja ke dalam hutan rimba. Menurut perkiraan manusia, tentulah Ibrahim mati dalam gua tempatnya dibuang itu, mungkin dimakan ular dan sebagainya.
Terjadilah keajaiban, Ibrahim bertambah besar dan sehat wal afiat di dalam gua itu. Apa yang menjadi makanan Ibrahim di dalam gua itu, sehingga ia dapat hidup dengan sehat dan selamat? la menghisap jarinya, apabila ia mengisap jarinya, maka keluarlah air madu. Allahlah yang menjaga dan memelihara Ibrahim di dalam goa itu, sehingga beliau selamat dan tidak mendapat gangguan dari siapapun.
Sewaktu orang tua Ibrahim menengok ke dalam goa, mereka menyangka anaknya sudah mati. Dugaan orang tua Ibrahim ternyata meleset, karena Ibrahim ternyata sehat wal afiat. Mereka pun tercengang melihat hal yang sangat aneh, yang benar-benar terjadi pad a anaknya. Maka sejak saat itu orang tua Ibrahim sering menengok ke tempat itu. Hal itu dirahasiakan agar jangan sampai diketahui orang lain. Mereka belum berani membawa anaknya pulang ke kampung halaman, selama peraturan raja yang zalim itu masih berlaku.
Sewaktu Ibrahim sudah besar dan mengerti akan sesuatu, maka bertanyalah ia kepada orang tuanya: "Hai ibu bapakku! Siapakah yang menjadikan diri saya ini?" Orang tuanya menjawab: "Yang menjadikan engkau adalah kami (ibu bapakmu), karena engkau lahir ke dunia ini dengan sebab adanya kami." Ibrahim bertanya lagi:
"Bapa dan ibu, siapa pula yang menjadikan?" Jawabnya: "Nenek dan kakek kamu, karena kami lahir disebabkan mereka pula." Ibrahim bertanya lagi: "Kalau begitu siapakah yang mula-mula sekali men­jadikan yang ada ini?" Orang tuanya tak dapat menjawab.
Demikianlah, Ibrahim selalu menanyakan siapakah gerangan yang menjadikan alam semesta ini. Tak seorang pun dapat menun­jukkan dan mengajarkan. karena semua buta tentang ilmu ketu­hanan. Ibrahim berusaha menggunakan akal dan pikirannya yang sangat terbatas, namun beliau gagal untuk mendapatkan jawaban, siapakah sebenarnya yang menjadikan alam ini.

Perjalanan Nabi Ibrahim A.S. mencari Tuhan ini telah diterangkan di dalam AI Qur'an surat AI An-'aam ayat 76 s.d 79 sebagai berikut:
Artinya:
Ketika hari telah malam, Ibrahim melihat bintang, katanya: "Inikah Tuhanku?" Tetapi setelah dilihatnya bintang terbenam, ia berkata: "Aku tidak akan bertuhan kepada yang terbenam." (QS. Al An'aam: 76)
Artinya:
Sesudah itu ia melihat akan bulan purnama yang memancarkan cahaya yang gilang gemilang, ia pun berkata: "lnikah Tuhanku?" Tetapi setelah bulan itu lenyap, maka lenyap pula pendapatnya bertuhan kepada bulan itu dan berkata: "Kalau tidak Tuhanku yang menunjuki, tentu aku menjadi sesat." (QS. Al An'aam: 77)
Artinya:
Pada waktu siang, kelihatan pula olehnya matahari (yang lebih besar dan lebih bercahaya daripada apa-apa yang ia lihat sebelumnya), maka iapun berkata: "0, inilah Tuhanku yang sebenarnya, inilah yang paling besar" Tetapi setelah matahari terbenam iapun berkata: "Hai kaumku! Aku tidak mau memperserikatkan Tuhan seperti kamu." (QS. Al An'aam: 78)
Artinya:
Aku hanya bertuhan kepada yang menjadikan langit dan bumi dengan ikhlas dan aku sekali-kali tidak mau mempersekutukan­Nya. (QS. Al An'aam: 79)
B. Nabi Ibrahim Menentang Kaumnya
Setelah Nabi Ibrahim dewasa, dan telah dianugerahi oleh Allah suatu kepandaian berpikir yang luar biasa, maka ia berani berdebat dengan orang tua dan kaumnya mngenai ketuhanan. Hal ini diterangkan Allah di dalam Al Qur'an surat Al Anbiyaa' ayat 51-67 sebagai berikut.
Artinya:
Dan sesungguhnya Kami telah menganugerahkan kepada Ibra­him hidayah kebenaran sebelum (Musa dan Harun), dan adalah Kami mengetahui (keadaan)nya. (QS. Al Anbiyaa': 51)
Artinya:
(Ingatlah), ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: "Patung-patung apakah ini yang kamu tekun beribadat kepadanya?" (QS. AI Anbiyaa': 52)
Artinya:
Mereka menjawab: "Kami dapati bapak-bapak kami menyembahnya." (QS. AI Anbiyaa': 53)
Artinya:
Sahut Ibrahim: "Sesungguhnya kamu bersama bapak-bapakmu itu adalah di dalam kesesatan yang nyata." (QS. AI Anbiyaa': 54)
Artinya:
Mereka itu bertanya: "Betulkah engkau mendatangkan kebenaran kepada kami, atau engkau hendak mempermainkan kami saja." (QS. AI Anbiyaa': 55)
Artinya:
Sahut Ibrahim: "Bahkan Tuhan kamu, ialah yang mengatur langit dan bumi yang dijadikan-Nya. Dan saya menjadi seorang saksi bagimu." (QS. AI Anbiyaa': 56)
Artinya:
Demi Allah, saya hancurkan berhalamu, sepeninggalanmu pergi ke tempat perhimpunanmu. (QS. AI Anbiyaa': 57)
Artinya:
Dihancurkanya berhala mereka, sehingga menjadi pecah belah, kecuali sebuah berhala besar; mudah-mudahan mereka kembali melihatnya. (QS. Al Anbiyaa': 58)
Artinya:
Kemudian mereka itu berkata: "Siapa yang berbuat semacam ini terhadap Tuhan kita? Sesungguhnya orang itu seorang yang aniaya." (QS. Al Anbiyaa': 59)
Artinya:
Di antara mereka ada yang berkata: "Kami dengar ada seorang anak muda, yang mencaci dan menista Tuhan kita, namanya Ibrahim." (QS. Al Anbiyaa': 60)
Artinya:
Sahut mereka: "Suruh datanglah dia kemari di hadapan orang ramai, supaya mereka mempersaksikan." (QS. AI Anbiyaa': 61)

Artinya:
Kemudian mereka itu bertanya: "Engkaukah yang berbuat semacam ini atas tuhan-tuhan kami?" (QS. AI Anbiyaa': 62)
Artinya:
Jawab Ibrahim: "Bukan, yang berbuat demikian ini ialah patung yang terbesar ini. Cobalah tanyakan kepadanya, jika mereka bisa berbicara." (QS. Al Anbiyaa': 63)
Artinya:
Dihancurkanya berhala mereka, sehingga menjadi pecah belah, kecuali sebuah berhala besar; mudah-mudahan mereka kembali melihatnya. (QS. Al Anbiyaa': 58)
Artinya:
Kemudian mereka itu berkata: "Siapa yang berbuat semacam ini terhadap Tuhan kita? Sesungguhnya orang itu seorang yang aniaya." (QS. Al Anbiyaa': 59)
Artinya:
Di antara mereka ada yang berkata: "Kami dengar ada seorang anak muda, yang mencaci dan menista Tuhan kita, namanya Ibrahim. " (QS. Al Anbiyaa': 60)
Artinya:
Sahut mereka: "Suruh datanglah dia kemari di hadapan orang ramai, supaya mereka mempersaksikan." (QS. Al Anbiyaa': 61)
Artinya:
Kemudian mereka itu bertanya: "Engkaukah yang berbuat semacam ini atas tuhan-tuhan kami?" (QS. Al Anbiyaa': 62)
Artinya:
Jawab Ibrahim: "Eukan, yang berbuat demikian ini ialah patung yang terbesar ini. Cobalah tanyakan kepadanya, jika mereka bisa berbicara." (QS. Al Anbiyaa': 63)
Artinya:
Maka kembalilah mereka menanyakan kepada diri mereka sendiri katanya: "Sesungguhnya kamu orang yang aniaya." (QS. Al An­biyaa': 64)
Artinya:
Kemudian tertunduklah kepala mereka (bingung dan malu, akhirnya berkata): "Sesungguhnya engkau (hai Ibrahim) telah mengetahui, bahwa tuhan-tuhan kami (patung-patung itu) tidak pandai-pandai berbicara." (QS.AI Anbiyaa': 65)
Artinya:
Berkata Ibrahim: "Patutkahkamu menyembah yang bukan Allah sednng ia tidak bisa memberi manfaat sedikit juga, dan tiada pula memberi mudharat kepadnmu?" (QS. Al Anbiyaa': 66)
Artinya:
Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka apakah kamu tidak berakal. (QS. Al Anbiyaa': 67)
Betapa beraninya Nabi Ibrahim menghancurkan berhala sesembahan mereka. Pandai benar Ibrahim dalam melakukan pekerjaan itu. Berhala itu dihancurkannya dengan kapak. Kapak itu disandangkan ke bahu patung yang terbesar, seakan-akan patung terbesar itulah yang memusnahkan patung yang kecil-kecil.
Tatkala mereka datang ke tempat peribadatan (rumah berhala) untuk menyembah, alangkah terkejutnya mereka, melihat tuhan-tuhan mereka telah pecah berantakan. Mereka pun saling bertanya, siapakah yang berani menghancurkan tuhan-tuhan itu? Di antara mereka ada yang berkata:
"Barangkali, yang berani menghancurkan tuhan-tuhan kita adalah seorang anak muda yang selalu mencaci maki berhala-berhala ini. Cobalah kita tanyakan kepadanya, barangkali ia yang berbuat seperti ini.
Mereka memanggil pemuda yang dicurigainya, yaitu Ibrahim. Ibrahim menjawab: "Cobalah kalian tanyakan kepada patung yang besar ini, karena dia yang menyandang kapak, barangkali ia tidak mau diperserikatkan dengan patung-patung yang kecil."
Setelah mendengar perkataan Nabi Ibrahim, mereka sempat berpikir, bahwa patung-patung itu hanyalah benda mati yang tidak dapat berbicara, mengapa justru patung itu yang mereka sembah?
Walaupun Nabi Ibrahim benar, kebanyakan dari mereka meminta kepada rajanya supaya Ibrahim dihukum mati, dibakar dalam api yang menyala-nyala. Dengan demikian Ibrahim harus menjalani hukuman mati. Allah yang lebih berkuasa dalam segala hal, menjadikan Nabi Ibrahim tidak mendapat bahaya sedikit pun. Allah senantiasa memelihara dirinya.

C. Nabi Ibrahim Dibakar Hidup-hidup
Orang-orang kafir mengumpulkan kayu bakar sebanyak-banyaknya untuk membakar Ibrahim. Setelah kayu itu bertimbun-timbun, segera­lah dinyalakan. Mereka mula-mula merasa kebingungan, bagaimana cara memasukkan Ibrahim ke dalam api yang bergejolak. Mereka tidak bisa mendekati api besar itu dari jarak dekat.
Atas petunjuk setan, dapatlah mereka memasukkan Ibrahim ke dalam api. Ibrahim dilemparkan seperti anak panah yang dilentingkan dari jarak jauh masuk ke dalam api yang sedang bergejolak. Mereka merasa puas dan berkerumun, menonton dari jauh atas peristiwa yang mengerikan itu.
Mereka menyangka bahwa Ibrahim telah berakhir hidupnya. Mereka merasa menang dalam hal ini. Alangkah terkejutnya mereka sewaktu api sudah padam, kayu bakar sudah habis, Ibrahim keluar dari api dengan selamat, bahkan sehelai rambut pun tak ada yang terbakar.
Hal ini telah diterangkan oleh Allah di dalam Al Qur'an yang artinya:
"Hai api! Hendaklah dingin dan selamatkan Ibrahim!"
Beginilah kekuasaan Allah, tak ada bandingannya. Api, alat pembakar yang sangat panas, tetapi dapat menjadi dingin apabila disuruh Allah. Api itu dingin untuk Ibrahim, bagi orang lain bukan main panasnya. Oleh karena itu, apabila manusia takut dibakar oleh api neraka, maka takutlah kepada Allah agar terpelihara dari siksa neraka.
D. Ujian Allah kepada Nabi Ibrahim
Nabi Ibrahim A.S. mempunyai dua orang istri, istri yang pertama bernama "Siti Sarah" yang kedua bernama "Siti Hajar." Mulanya Nabi Ibrahim tidak memperoleh anak dengan Siti Sarah, kemudian beliau kawin dengan Siti Hajar, barulah beliau mendapat anak bernama Ismail. Setelah Siti Sarah agak berusia lanjut, beliau mendapat putera yang diberi nama Ishaq. Ishaq adalah ayah dari Nabi Ya'qub A.S. Menurut riwayat, keturunan Nabi Ishaq adalah yang menurunkan Nabi Musa A.S. Keturunan Nabi Ismail kelak akan menurunkan Nabi Muhammad SAW.
Suatu ketika Ibrahim bermimpi disuruh Allah agar menyembelih anaknya (Ismail). Nabi Ibrahim pun bermusyawarah dengan anak dan isterinya (Siti Hajar dan Ismail), tentang pendapat keduanya tentang mimpi itu. Berkata Siti Hajar: "Barangkali mimpi ini adalah permainan tidur belaka, maka janganlah engkau melakukannya. Akan tetapi apabila mimpi itu merupakan wahyu Allah yang harus ditaati, maka saya berserah diri kepada Allah yang sangat pengasih dan penyayang terhadap hamba-Nya." Berkata Ismail: "Wahai ayah, apabila ini merupakan wahyu yang harus kita taati, maka saya pun rela untuk disembelih." Ketiga orang anak beranak itu ikhlas melakukan perintah Tuhannya. Pada keesokan harinya dilakukanlah perintah itu.
Nabi Ismail berkata kepada bapaknya: "Sembelihlah saya dengan keadaan menelungkup. Mata ayah hendaklah ditutup, kemudian ayah hams dapat memperkirakan arah mana pedang yang tajam itu ayah pukulkan, supaya tepat pada leher saya." Nabi Ibrahim pun melak­sanakan usul itu, beliau mengucapkan kalimat atas nama Allah, seraya memasungkan pedang yang tajam ke leher anaknya. Terpancarlah darah ke badan Ibrahim, dan gemetarlah dirinya, mengenangkan puteranya yang telah cerai antara kepala dengan badannya.
Alangkah terkejut dan gembira setelah kain penutup matanya dibuka. Ternyata anaknya (Ismail) tidak tersembelih, malahan seekor kibaslah yang tersembelih, tadinya tak ada kibas di tempat itu dan Ismail berada di samping ayahnya.
Dengan memuji kebesaran dan kekuasaan Allah, berangkulanlah kedua orang itu. Mereka bersyukur telah dapat melaksanakan perintah Allah. Kemudian pulanglah keduanya ke rumah. Sepanjang jalan keduanya terus membaca takbir dan tasbih memuji Allah, Tuhan yang menjadikan alam semesta. Siti Hajar mendengar suara takbir dari jauh yang makin lama semakin dekat. Ternyata suara itu adalah suara suami dan anaknya. Tefperanjatlah dia, sambi I berlari me­nyongsong suami dan anaknya.
Siti Hajar yang tadinya menangis sejak melepas anaknya yang akan disembelih, ditambah pula setan pun datang menggoda, seraya mengatakan bahwa Ibrahim (suaminya) telah gila dan sebagainya, tetapi setelah melihat mereka tiba, maka sangat bergembira dan bersyukurlah ia.
Hajar menyambut kedatangan suami dan anaknya yang kembali dengan selamat sejahtera. Alhamdulillah Siti Hajar seorang wanita Islam yang taat kepada Allah, tidak terpedaya oleh godaan setan; menangisnya bukan karena marah kepada Ibrahim, sekali-kali tidak, itu hanyalah tangis kesayangan dari seorang ibu kepada anaknya yang akan dikorbankan itu.
Ketiga orang itu bukan main girangnya, karena dapat melakukan ibadah baktinya kepada Tuhan. Mereka bertiga adalah golongan hamba Allah yang baik-baik.

Peristiwa ini telah diterangkan oleh Allah di dalam AI Qur'an surat Ash Shaaffat ayat 101-111 sebagai berikut:
Artinya:
Kemudian Kami beri kabar gembira ia (Ibrahim) dengan seorang anak yang penyantun. (QS. Ash Shaaffat: 101)
Artinya:
Takala anak itu sudah besar, berkata Ibrahim kepadanya: "Hai anakku! Aku bermimpi dalam tidur, seolah-olah aku menyembelih engkau, maka perhatikanlah apakah pikiran engkau?" Sahut anaknya: "Hai bapaku! Berbuatlah apa yang diperintahkan itu (yaitu menyembelih saya), engkau bakal melihat saya berhati sabar, Isya Allah. " (QS. Ash Shaaffat: 102)
Artinya:
Tatkala keduanya tunduk menurut perintah Allah dan telah digu­lingkannya anaknya ke tanah hendak disembelihnya, (nyatalah kesabaran keduanya). (QS. Ash Shaaffat: 103)
Artinya:
Kami berseru: "Rai Ibrahim! Sesungguhnya telah engkau turuti mimpi itu." (QS. Ash Shaaffat: 104)
Artinya:
Begitulah Kami membalas orang-orang yang baik. (QS. Ash Shaaffat: 105)
Artinya:
Sesungguhnya ini cobaan yang jelas dari Allah. (QS. Ash Shaaffat: 106)
Artinya:
Sesungguhnya dia salah seorang dari hamba-hamba Kami yang mukmin. (QS. Ash Shaaffat: 111)
E. Nabi Ibrahim Mendapat Mukjizat
Sewaktu Nabi Ibrahim memohon kepada Allah agar diperlihatkan kepadanya bagaimana cara menghidupkan yang mati, maka Allah berfirman kepadanya: "Hai Ibrahim! Apakah kamu belum percaya kepada kekuasaan-Ku." Jawab Ibrahim: "Maha Suci Tuhanku! Permintaanku ini supaya lebih mendekatkan diriku kepada-Mu, mudah-mudahan doaku ini dikabulkan."
Nabi Ibrahim orang yang sabar serta patuh menu rut perintah Allah, maka doanya dikabulkan. Kepadanya diperlihatkan bagaimana cara Allah menghidupkan sesuatu yang telah mati. Allah berfirman di dalam AI Qur'an:
Artinya:
Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berkata: "Hai Tuhanku! Perlihat­kanlah kepadaku bagaimana Engkau dapat menghidupkan orang mati." Allah berfirman: "Tidakkah engkau percaya kepada-Ku?" Sahut Ibrahim: "Ya, aku percaya kepada Tuhanku, tetapi agar hatiku tetap mantap (dengan keimananku)." Allah berfirman: "Ambillah empat ekor burung, lalu cincanglah semuanya olehmu. (Allah beifirman): "Kemudian letakkan di atas tiap-tiap satu bukit satu bagian dari bagian-bagian itu, kemudian panggilah burung­burung itu, niscaya datanglah semuanya kepada engkau dengan segera." Dan ketahuilah sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana." (QS Al Baqarah: 260)
Demikianlah Allah memperlihatkan kekuasaan-Nya kepada Nabi Ibrahim. Keempat burung yang sudah disembelih, dihancurkan tulang-belulang, diaduk menjadi satu, dan tidak dapat ditentukan lagi satu persatu nama-nama bagian anggota-anggota burung itu. Potongan-potongan itu dibagi pula jadi beberapa tumpuk yang diletakkan di atas bukit-bukit yang berjauhan, tetapi setelah dipanggil nama-nama burung satu persatu, maka berlari-Iarilah daging, bulu­bulunya dari bukit yang satu dengan bukit yang lain menjadi burung kembali sebagaimana semula.
F. Hikmah Yang Terkandung Dari Kisah Nabi Ibrahim
  1. Nabi Ibrahim A.S. dilahirkan di tengah-tengah masyarakat yang kufur musryik kepada Allah, tetapi Nabi Ibrahim dipelihara oleh Allah dari perbuatan yang demikian.
  2. Mula-mula Nabi Ibrahim A.S. mencari Tuhan dengan akalnya, kemudian Allahlah yang memberikan petunjuk kepadanya dengan cara mengenal Allah.
  3. Ayahnya bernama Azar, tukang membuat berhala yang akan di­sembahnya, Nabi Ibrahim sangat membenci kepada berhala itu.
  4. Beliau berani memusnahkan berhala yang menjadi sesembahan bapa dan kaumnya, sehingga dirinya dijatuhi hukuman mati dengan jalan dibakar.
  5. Nabi Ibrahim dibakar kaumnya, tetapi tidak terbakar, karena Allah melindungi dan memeliharanya.
  6. Nabi Ibrahim A.S. adalah seorang yang sangat takwa kepada Allah, beliau lulus dari cobaan Allah, sehingga mendapatkan ijazah surga.
  7. Beliau diuji oleh Allah, disuruh menyembelih anak kandungnya (Ismail), perintah Allah itu dipatuhinya. Allah menggantikan penyembelihan itu dengan seekor gibas, sehingga anaknya seJamat.
  8. Nabi Ibrahim mempunyai dua orang isteri yang salehah, dan anak keturunannya, yaitu Ishak dan Ismail pun menjadi anak yang saleh, bahkan menjadi RasuI.
  9. Segala doa Nabi Ibrahim dikabulkan oleh Allah, di antaranya adalah negeri Mekah sampai sekarang menjadi negeri yang subur makmur, walaupun padang pasir, rakyatnya tidak ada yang mati kelaparan.
1 komentar:

Ada sumber laen yg menyebutkan bahwa ayah nabi ibrahim/abraham adalah terakh.. Dan apakah mgkn seorg nabi berasal dr keturunan org2 kafir.. ??


Posting Komentar

ALEXA

Mengenai Saya

Foto saya
Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan. (Qs. Al-Anbiyaa:35) Semoga menjadi kenangan Disaat saya Tidak Lagi Di Dunia Ini

Followers